Bosen banget kalau liburan jalan-jalannya ke mall atau bioskop aja. Terlebih sudah diberi kesempatan tinggal di pulau destinasi wisata terbaik kedua di dunia, masa sih nggak "jengah" buat explore Bali lebih luas lagi. Tapi jujur aku merasa ogah kalau disuruh mengunjungi Tanah Lot, Pantai Kuta, atau ke Nusa Dua, yah pokoknya tempat-tempat tujuan wisata paling hits di Bali. Pertama bosan dan alasan kedua nggak suka mainstream (halah, bilang aja bokek). Hehehe *CENGENGESAN LAGI*.


https://putusuci.blogspot.co.id/


Akhirnya aku pun googling kira-kira tempat mana lagi di Bali yang belum pernah aku datangi dan nggak perlu keluar ongkos mahal-mahal buat datenginnya. Segala macam keyword aku coba, mulai dari "tempat wisata unik di Bali", "wisata gratis tapi keren di Bali",  "cara langsing dalam 3 hari" *EH?*

Sampai akhirnya aku nemu info mengenai daftar pemandian air panas di Bali. Ternnyata ada satu pemandian air panas yang aku belum pernah dengar sebelumnya yaitu ESPA Yeh Panes Natural Hot Spring Resort. Lokasinya di Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, di perjalanan menuju air panas ini kita juga melewati Objek Wisata Taman Kupu-kupu. Berhubung satu jalur bisa banget mengunjungi dua tempat ini dalam sekali waktu.

Walau sebagai Orang Bali aku nggak begitu paham cara mengakses Air Panas Penatahan ini. Bali itu luas booo, kalau dilihat dari peta Indonesia ya emang terlihat cuma seuprit. Bersyukur ada teknologi bernama Google Maps, sehingga dengan mudah kami mencapai Desa Penatahan ini. 

Sesampai di tempat tujuan, kami memarkir kendaraan. Ternyata kami harus berjalan lagi sekitar 200 meter untuk mencapai bale-bale tempat resepsionis. Oh iya, tempat ini sebetulnya sebuah penginapan. Hanya saja adanya fasilitas pemandian air panas sehingga banyak pengunjung yang datang kesini bukan hanya menginap saja melainkan untuk mencoba sensasi berendam di air panas.



Di sini ada dua jenis kolam, pertama kolam umum dan kolam private. Untuk kolam umum berupa kolam seuper besar di bagian belakang area tersebut. Tiketnya sendir kalau tidak salah Rp 10.000/orang (maaf kalau salah). Sedangkan yang kami coba adalah yang jenis private. Berupa kolam ukuran kecil namun dengan dinding sekat sehingga suasananya lebih private ketimbang kolam umum.



Setelah membayar tiket masuk, kami langsung mencari kolam di bilik 4. Kesan pertama ketika melihat air kolamnya "kok, keruh sih?". Ternyata kata Si Adi, air panas memang warnanya begono. Warna keruh kekuningan itu karena ada kandungan belerangnya. Dan emang benar hal itu terlihat di dinding kolam ada bercak-bercak kekuningan. 

Oh iya, untuk kolam private harga tiket Rp 25.000/orang itu berlaku untuk satu jam saja. Sehingga kami pun nggak mau membuang-buang waktu. Rasanya berendam di air panas itu enaaaak banget. Bikin rileks, semua beban dalam hidup yang penuh lika-liku drama dan cobaan ini terangkat sudah. Apalagi kalau cobain duduk di depan air pancuran tempat sumber air panasnya keluar. Beeeuh, enak e pol!

Aku perhatikan di dalam kolam ada sebuah pipa yang ternyata kalau ditelusuri, pipa tersebut berakhir di tebing kecil di belakang kolam. Ternyata kolam kami bersisian langsung dengan sungai. Sehingga air rendaman yang kami nikmati tadi langsung dibuang ke sungai dan bukannya dialirkan lagi ke bilik sebelah. Hal ini membuat saya yakin kalau air kolam yang saya nikmati ini sukla atau "bersih" (dalam artian yang lebih religius). 


Dengar-dengar info dari warga sekitar, pemandian air panas ini sudah ada dari tahun 90-an. Sumber mata airnya sendiri berasal dari Pura Penatahan yang dekat dari kolam pemandian. Sumber air panas ini kemudian disaring dan dihubungkan melalui pipa ke tiap kolam yang ada di pemandian. Berkat kandungan belerang di dalamnya, denganberendam di air panas tersebut dipercaya dapat menghilangkan rematik, pegal-pegal, penyakit kulit, dan sebagainya. Menurut aku sendiri sih make sense ya, karena aku sendiri punya obat jerawat yang ada kandungan belerang atau sulfurnya dan emang ampuh sekali menghilangkan jerawat dalam waktu singkat.

Tak terasa 50 menit sudah kami berendam. Kami pun membilas diri dengan air pancoran (air yang jernih) lalu berganti pakaian. Satu kekurangan di kolam private yang saya pakai adalah ketiadaannya bilik khusus untuk berganti pakaian, terutama untuk kaum perempuan kaya aku begini.


Itulah pengalamanku mencoba pemandian air panas di Kabupaten Tabanan. Tempat ini layak dikunjungi dan menurutku masih banyak orang yang masih belum pernah berkunjung ke tempat tersebut. Terbukti ketika aku post di instagram aku (follow ya @suciprastiti), banyak yang bertanya mengenai air panas tersebut.


0 Comments