Dilan Milea Hujan Naik Motor

Siapa di sini penggemar pasangan Dilan-Milea? Pasti banyak banget yang bakal acung tangan, dong. Mengingat kemunculan pasangan ini demikian ditunggu para fans terbukti saat penayangan perdana film ini udah bisa menembus angka ... penonton. DAEBAK!


Dilan 1991Genre: drama
Actors: Ira Wibowo, Happy Salma, Adhisty Zara, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan, Vanesha Prescilla, Bucek, Afrizal, Farhan, Maudy Koesnaedi, Jerome Kurnia
Directors: Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Release Date: 28 February 2019


Walaupun aku termasuk jajaran orang yang udah telat banget nonton filmnya (sekitar hampir sebulan setelah penayangan pertama) tapi aku juga ingin meramaikan dunia pereviewan tanah air. Ingat, konten berikut ini akan banyak tersebar spoiler dan buat kamu yang masih pengen nonton filmnya tanpa harus bias baca review orang lain silakan skip artikel ini yah.

Film Dilan 1991 merupakan sekuel dari filmnya sebelumnya yang berjudul Dilan 1990 merupakan karya adaptasi dari buku karangan Pidi Baiq. Bagi penggemar buku seri Dilan sebenarnya sudah pasti tahu arah cerita film-film ini bakal kemana.

Hanya saja yang namanya karya audio-visual sama literasi tentu menyajikan pengalaman yang berbeda sehingga buat yang udah baca bukunya bakal menunggu-nunggu gimana sih penyajian yang akan diberikan Sang Sutradara Fajar Bustomi bareng Pidi Baiq dalam film ini.

Sayangnya inilah momok buat film karya adaptasi. Kalau di film sebelumnya sebagian penggemar pernah dikecewakan soal pemilihan cast utama yaitu Dilan yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan karena dianggap tidak memenuhi ekspetasi mengenai sosok seorang Dilan. Pada sekuelnya kali ini, penggemar berekspetasi akan lebih banyak melihat kemesraan Dilan dan Milea (diperankan oleh the one and only kembaranku Vanesha Prescilla wqwq). Seperti yang aku bilang, sayangnya, harapan itu kurang terealisasi.

Dilan Milea pacaran
Nggak perlu diner di cafe mahal, ngebubur di pinggir jalan aja uda romantis kalau sama Dilan

Aku sebut kurang karena sebenarnya di awal film memang kita disuguhi oleh cerita keromantisan Dilan dan Milea yang udah resmi pacaran (ecieeee) pada 22 Desember 1990. Seperti biasanya, Dilan yang jago melempar gombalan (pring kali bisa dilempar) membuat Milea klepek-klepek sama kata-kata romantis bin nyeleneh dari Sang Panglima Tempur.

Lagi-lagi ya, sayangnya, karena formula gombalan ala Dilan ini terlalu sering dipakai, apalagi disajikan terus menerus di hampir seperempat film, aku harus bilang lama-lama rasanya cringe banget.
Milea dan Dilan berantem

Setelah itu barulah problem di antara pasangan ini muncul dan bahkan sampai akhir film ini kita akan terus menerus melihat konflik hubungan keduanya. Mulai dari saat Dilan ditahan polisi sampai ketika mereka akhirnya beneran harus pisah karena Dilan pindah sekolah.

Karena porsi mesra-mesraannya terbilang sangat sedikit maka ku bilang saat konflik besarnya muncul aku kurang simpati sama pasangan ini. Yawdah lah yaa, pacaran juga baru bentar, kalau cekcok mah udah biasa. Orang berumah tangga dan beranaq pinaq puluhan tahun juga bisa berantem, apa kabar ini pasangan baru beberapa bulan.

Tentu saja kita nggak bakalan menonton dua biji manusia saja dalam film ini. Kehadiran cast lainnya sebetulnya bisa menawarkan konflik minor yang menarik. Sayangnya (kenapa sih kata ini terus muncul) kemunculan mereka seperti sekedar pelengkap saja.

Seperti keberadaan Yugo (Jerome Kurnia) sebagai sosok orang ketiga dalam hubungan seharusnya potensial "mengganggu" keharmonisan pasangan ini, eh juntrungnya malah nggak mempengaruhi relationship mereka. Di sini yang keganggu sama kehadiran Yugo cuma Milea walau memang di bukunya memang diceritakan begitu.

Udah gitu kemunculan Pak Dedi seorang Guru Bahasa Indonesia yang kesengsem sama Milea menurutku nggak banget. Ekspetasiku mengenai sosok Pak Dedi adalah guru muda yang baru lulus kuliah sarjana pendidikan gitu. Waktu lihat yang meranin tokoh ini Ence Bagus, aku mikir "lho kok gurunya tuir". Jadinya saat melihat guru ini berusaha mendekati Milea, aku malah ngerasa risih banget. Aku sendiri seorang guru dan aku berharap nggak ada guru yang bertingkah laku seperti itu di dunia nyata.
scene tersedih :'(

Secara keseluruhan film ini masih terbilang sukses bikin baper. Bahkan embaq embaq yang duduk di dekatku nangis begitu tahu ending film ini seperti apa. Ngga tahu ya, si sesembak nangis karena nonton Dilan apa abis baca notifikasi sisa kuota yang mau habis.

Pros dari film ini, beberapa guyonan yang coba diselipkan cukup berhasil memancing tawa penonton. Seperti saat Dilan berpamitan ke guru-guru di sekolahnya sebelum pindah sekolah. Oh,iya dari tadi ngomongin Milea mulu malah Si Dilan kurang keekspose. 

Dilan di film ini karakternya lebih manusiawi. Di sini Dilan digambarkan sebagai anak SMA cowok yang juga bisa banedel, emosian, dan bete pas dikekang mulu sama pacarnya. Tapi senakal-nakalnya Dilan, doi masih muncul sebagai anak yang hormat sama orang lebih tua di mana itu patut diteladani oleh milenials jaman now.


Secara keseluruhan aku bisa menikmatinya walau banyak hal di film ini nggak sesuai ekspetasiku. Kalau secara rating, 7,5/10 lah yaw bosquee...

Baiklah segitu aja dulu review dari aku, tunggu aku dengan review film lainnya.


3 Comments

  1. Aku malahan belum nonton dan enggak ngikutin serial ini mbak. Soalnya dibayanganku enggak ada yang bisa ngalahin Rangga dari AADC (Tuh kan kelihatan tuanya).. hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, AADC menurutku juga masih jadi pasangan iconic dan generasi yg terpapar generasi ini sungguh terberkati :D

      Delete

Senang sekali kamu bisa mampir ke postinganku, tapi jangan lupa tingggalkan jejak komentar di bawah ya :)